NGOPI BERSAMA PARA SAHABAT

Silakan urun tulisan di sini … sambil minum kopi bersama saya πŸ™‚

Saya adalah pemuja kopi. Saya tahan tidak makan nasi seharian, tapi kalau belum minum kopi, nyawa saya serasa tidak utuh. Para tetangga kantor di sebelah ruang saya sudah bisa menebak apakah saya sudah datang atau belum hanya dengan indra penciuman mereka. Kalau sudah ada aroma kopi di koridor depan kantor saya, itu artinya saya sudah nongkrong di sarang saya.

Monggo, sambil menikmati kopi, ceritakan pada saya pengalaman dan kesan-kesan Anda dengan sains (pictures: stolen from Daniel Tanto's blog)

Memang sudah saya buktikan sendiri, kafein dalam kopi memang punya efek menstimulasi spirit. Oleh karena itu saya tidak sudi menyentuh decaffeinated coffee … tidak masuk akal, apanya yang kopi kalau tidak ada kafeinnya? Si peneliti yang akhirnya menemukan kopi decaf ini pasti tidak paham kenapa orang perlu kopi. Sejarah ‘penemuan biji ajaib’ ini memang sama sekali tidak melibatkan peneliti. Saya tidak tahu apakah cerita ini akurat atau tidak. Saya pernah dengar bahwa kenikmatan kopi ini ditemukan oleh seorang penggembala kambing, berabad-abad silam, di masa Ethiopia masih subur. Ceritanya si penggembala kambing ini kelelahan karena kambing-kambingnya selalu hiperaktif sepanjang malam sehingga si penggembala pun sulit tidur. Mulai dari yang mengembik-embik berisik, berantem sesama mereka, sampai menyerudukkan kepala mereka sendiri ke pagar kandang. Karena penasaran, suatu pagi si penggembala memonitor kambing-kambingnya untuk melihat apa yang mereka makan di hutan. Ternyata, kambing-kambing itu makan ‘buah berry’ yang warnanya merah dan baunya keras. Si penggembala kambing ikut mencicipi. Rasanya tidak enak, tapi malam harinya dia jadi hiperaktif juga. Di abad 21 ini, kebutuhan orang (termasuk saya) akan stimulan kopi ini betul-betul telah menciptakan bisnis besar, multi billion business, di seluruh dunia, dalam bentuk yang di dunia barat disebut ‘cafe’ dan di pelosok-pelosok desa Indonesia disebut ‘warung kopi’.

Jangan malu-malu (picture: stolen from Daniel Tanto's blog)

Para sesama pemuja kopi tentu sudah tahu bahwa ingredient penting yang membuat kopi kita menjadi jauh lebih nikmat adalah ‘teman’. Banyak ide-ide inspiratif yang justru muncul saat ngobrol bersama teman ditemani kopi yang mengepul dari cangkir. Entah karena kopinya atau karena si teman ini, tapi saya merasa lebih kreatif di warung kopi daripada di kantor saya (barangkali kalau di kantor saya merasa ‘tegang’, lha dindingnya tembus pandang, berhadapan dengan kantor Ketua Jurusan lagi). Saya paling suka membuat kopi saya pahit, black no sugar, tetapi menikmatinya bersama kue yang manis. Saya suka sensasi kontrasnya.

Saya ingin mencicipi kue Anda juga. Bagi juga dong canda Anda dengan sains, mosok Anda baca blog saya, sayanya gak dapat apa-apa ... (picture: stolen from Daniel Tanto's blog)

Bagian ini adalah sudut blog saya di mana saya menikmati kopi bersama para sahabat. Tulisan-tulisan di sini adalah koleksi berbagai sudut pandang tentang sains, yang saya kumpulkan dari blog-blog teman, sumbangan tulisan dari teman-teman, baik yang sukarela maupun yang terpaksa di bawah ancaman saya, artikel-artikel yang saya temukan di berbagai sumber maupun diinformasikan oleh teman, dsb.

Siapa pun boleh urun tulisan di sini. Silakan masukkan tulisan Anda sebagai komentar pada bagian ini, nanti akan saya upload sebagai sub-page di sini atau sebagai posting di bawah kategori “Obrolan Sembari Ngopi”, tanpa koreksi, tanpa sensor, selama tidak menyangkut SARA dan isyu-isyu sensitif lain yang bisa membuat saya masuk penjara. Melalui obrolan kita di sini, mudah-mudahan kelak terbentuk komunitas pecandu kopi Indonesia … eh, salah, maaf, maksud saya komunitas pecandu sains Indonesia πŸ™‚ Mari, sambil diminum kopinya … kuenya juga … jangan malu-malu …

PS: kalau Anda punya informasi tentang kopi enak, jangan ragu untuk berbagi di sini πŸ™‚


Tinggalkan komentar